19 May 2013

PENTAKOSTA : Memaknai Pencurahan Roh Kudus


 “Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” (Kis. 2: 1-4)

Setelah Gereja merayakan hari Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga, maka satu peristiwa penting berikutnya yang kita nantikan adalah hari Pentakosta. Istilah “Pentakosta” adalah dari asal kata bahasa Yunani, yaitu “pentekoste” yang artinya hari yang kelima puluh. Karena itu pelaksanaan hari raya Pentakosta yang dirayakan gereja-gereja pada masa sekarang adalah dihitung 50 hari sejak hari raya Paskah.

Hari Pentakosta mengandung  tiga arti. Pertama, hari Pentakosta sebagai hari raya panen gandum, yang mengingatkan bahwa Allah telah memberikan berkat yang berlimpah kepada umatNya. Sebagai bukti pemeliharaan Allah kepada umat-Nya, di hari itulah umat bersyukur kepada Allah. Kedua, Pentakosta adalah hari  yang dirayakan untuk memperingati peristiwa turunnya Taurat yang diwahyukan oleh Allah kepada Musa di gunung Sinai. Dan arti ketiga, hari Pentakosta adalah hari dicurahkannya Roh Kudus (Perjanjian Baru).

Umat Israel di Perjanjian Lama dan umat Kristiani di masa sekarang ini, sama-sama  mempersiapkan dan merayakan  baik Paskah mau pun Pentakosta secara khusus. Walaupun berbeda zaman, umat Israel Perjanjian Lama dan umat Kristiani Perjanjian Baru memiliki kesamaan ‘teologis’ bahwa hari Pentakosta pada intinya adalah sebagai “pencurahan” berkat-berkat Allah baik rohani mau pun jasmani bagi umatNya. Juga sebagai tanda bahwa Allah terus hadir dan menyertai perjalanan hidup umat yang dikasihiNya.

PENTAKOSTA DALAM PERJANJIAN LAMA

Perayaan Pentakosta merujuk kepada beberapa hari penting dalam ibadah bangsa Israel, antara lain : Hari raya 7 minggu (Ul. 16: 9-10); Hari raya menuai (Kel. 23: 16); dan Hari raya hulu hasil. (Bil. 28: 26). Inti dari perayaan-perayaan tersebut adalah untuk memperingati turunnya 10 perintah Tuhan, yaitu Taurat, kemudian juga untuk mengucap syukur atas pemeliharaan Tuhan, berupa tersedianya gandum hasil usaha mengolah ladang atau hasil panen. 

Jadi Pentakosta pada zaman Perjanjian Lama mempunyai arti pencurahan berkat-berkat Allah dalam kehidupan bangsa Israel, yaitu: 1) Berkat rohani, yaitu Firman Allah, yang kita kenal sebagai Kitab Taurat; dan 2) Berkat jasmani, yaitu tersedianya makanan hasil usaha mengolah ladang, antara lain berupa buah bungaran dan gandum.

PENTAKOSTA DALAM PERJANJIAN BARU

Dari uraian di atas, kita dapat melihat bahwa hari Pentakosta adalah analogi dari  kesinambungan dari karya keselamatan Allah yang telah dinyatakan kepada umat Israel sejak zaman dahulu. Hanya perbedaannya, keselamatan itu kini sudah hadir  dan dinyatakan didalam Kristus, dan terus dilanjutkan dengan dicurahkannya Roh Kudus untuk menyertai kehidupan umatNya di sepanjang zaman.

Bagi umat Kristiani, Pentakosta atau peristiwa dicurahkannya Roh Kudus, adalah juga sebagai  penggenapan nubuat Allah melalui nabi Yoel. (Yoel: 2: 28-32). Menurut Kamus Alkitab,  Roh Kudus adalah  sebagai pelaksana kehendak Allah di bumi, Ia yang melanjutkan dan menerapkan karya keselamatan Yesus.

Di dalam Roh Kudus, Kristus hadir untuk menyertai, memberi kekuatan dan hikmat kepada umat yang percaya; sehingga umat percaya dimampukan untuk hidup kudus dan bersaksi di tengah-tengah dunia ini. Sabda Yesus: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran ….” (Yoh. 14: 16-17)

SIAPAKAH ROH KUDUS?

Roh Kudus adalah:
1.      Suatu pribadi Allah. (Mat. 28: 19; 1 Yoh. 5: 7)
2.      Roh Allah sendiri. (1 Ptr. 4: 14)
3.      Tuhan Yesus.   (2 Kor. 3: 17-18)
4.      Roh Yesus. (Kis. 16: 6-7)

Fungsi/jabatan Roh Kudus
1.      Penolong. (Yoh. 14: 16
2.      Penghibur. (Yoh. 16: 7)
3.      Pemimpin. (Yoh. 16: 13)
4.      Pengajar. (Yoh. 14: 26)

Lambang Roh Kudus
1.      Seperti burung merpati. (Luk. 3: 22)
2.      Seperti tiupan angin. (Kis. 2: 2)
3.      Seperti lidah-lidah api. (Kis. 2:3)
4.      Seperti air. (Yoh. 7: 37-39)

PENTAKOSTA: MENGAPA ROH KUDUS DICURAHKAN?

1.    Bagi kepentingan Gereja:
Hari Raya Pentakosta mengingatkan kita akan turunnya Roh Kudus yang dijanjikan Yesus atas gereja yang masih muda, yaitu kepada sekelompok murid Yesus bersama Bunda Maria, yang dengan tekun, sehati dalam doa bersama di satu ruangan di Yerusalem. Pada saat itulah persekutuan umat percaya mulai terbentuk. Jadi gereja Tuhan mulai hadir di atas muka bumi sejak pencurahan Roh Kudus yang terjadi pada hari Pentakosta. Roh Kudus akan mengawal perjalanan gereja muda ini untuk memperluas misi Kerajaan Allah dan untuk mempersatukan umat dari berbagai bangsa dari seluruh dunia. Ingat bahwa pada saat Pentakosta, di Yerusalem berdiam berbagai suku bangsa, dari Yahudi, Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Asia, dst.

2.    Bagi kepentingan umat:
a) Supaya kita jangan menjadi yatim piatu, karena ditinggalkan Yesus naik ke Surga, tetapi Dia akan datang kembali. (Yoh. 14: 18). 
Tuhan menganugerahkan dan mencurahkan Roh Kudus agar umat percaya makin diteguhkan, dikuatkan dan dibimbing oleh Roh Kudus di tengah-tengah dunia ini. Banyak murid-murid berada dalam keadaan sedih dan ketakutan  karena saat Yesus wafat, mereka tidak punya pengharapan lagi. Dalam pikiran mereka, Tuhan yang mereka andalkan malah mati.  Tetapi sesuai dengan janji Yesus sendiri bahwa Dia akan pergi kepada Bapa dan memberi kepada kita seorang Penolong yang lain yaitu Roh Kudus. Banyak juga umat pengikut Kristus hidup dalam keterpurukan dikarenakan menghadapi kebuntuan dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan. Dengan dicurahkannya Roh Kudus, maka Yesus ingin agar kita memiliki iman yang mengalirkan kuasa untuk menang.

b) Supaya berani mewartakan Injil dan bersaksi tentang Kristus. (Kis. 4: 31, Kis. 8: 25). Sebelum Yesus terangkat ke Surga, murid-murid (misalnya Petrus) sering bersembunyi, menghindar atau bahkan melarikan diri. Tetapi ketika Petrus mengalami pencurahan Roh Kudus, maka terjadi perubahan yang luar biasa. Petrus menjadi berani memberitakan Injil bahkan menempuh segala resikonya (diancam, dianiaya, dan dipenjara).

c) Menjadikan umat yang diperbaharui. (Tit. 3: 5; Yoh. 4: 24). Banyak orang beranggapan bahwa manusia tidak bisa diubah. Segala sesuatu sudah dibentuk ‘dari sononya.’ Ini perbedaan yang mendasar dengan umat beriman, bahwa di dalam Tuhan tidak ada yang tidak mungkin. Kuncinya adalah percaya bahwa  saat Roh Kudus bekerja dalam diri seseorang, maka bisa terjadi perubahan-perubahan yang signifikan dalam hidupnya. Misalnya, dulu pemarah, sekarang jadi peramah; dulu penjahat, sekarang jadi penjahit; dulu senang segala yang berbau alkohol, sekarang jadi senang membaca Alkitab. Banyak sekali kisah-kisah kesaksian orang yang diubahkan hidupnya setelah mengalami Roh Kudus. Ada yang tadinya keras hati tidak percaya Tuhan, hidup dalam kebencian, tidak mau mengampuni, terikat oleh dosa, berpaling, kepada ilah-ilah lain, sekarang mereka diubah bahkan dipakai Tuhan untuk memberitakan Injil.

d) Membantu kita saat berdoa.  (Rm. 8: 26). Banyak orang yang salah tafsir, bahwa berdoa itu harus dengan untaian kata-kata yang indah dan panjang serta sangat lengkap. Tuhan tahu keterbatasan kita, bahwa tidak semua orang pandai berdoa. Tetapi dengan hadirnya Roh Kudus, Ia membantu kita dalam kelemahan kita,  dan menolong kita untuk menyampaikan keluh kesah kita kepada Allah.

e) Supaya hidup dapat saling mengampuni, tidak menyimpan kepahitan. (Kis. 7: 54-60). Hidup di dalam komunitas kristiani dan saling melayani, tidak menjamin tidak timbul masalah dan konflik.

f) Supaya hidup kita menghasilkan buah Roh. (Gal. 5: 22-23). Ukuran kedewasaan iman seseorang bukan diukur dari berapa usianya dan berapa lama ia mengenal atau bekerja melayani Tuhan. Tetapi patokannya adalah, apa yang dihasilkan orang tersebut saat sudah memiliki komitmen ikut dan melayani Tuhan sekian lama. Apakah kasih, sukacita, damai sejahtera dll, ada dan kentara dalam relasinya dengan sesama? Itulah buah yang harus dihasilkan ketika seseorang berjalan sebagai murid Tuhan Yesus.

Semoga dengan memahami makna Pentakosta, kita semakin memahami maknanya, dan semakin dipersiapkan saat merayakannya kelak,  untuk menerima anugerah yang sama seperti yang diterima murid-murid Tuhan saat mereka berkumpul di sebuah ruangan di Yerusalem, yaitu dicurahkannya Roh Kudus dan karunia-karuniaNya atas kita semua.

Paus Yohanes XXIII dalam Konsili Vatikan II, mengajak seluruh umat Katolik untuk berdoa, supaya Roh Kudus membarui Gereja. “Perbaharui ya Tuhan, dalam masa kami ini, keajaiban-keajaiban-Mu seperti suatu Pentakosta Baru.”

Beliau menghendaki agar kita semakin  terbuka terhadap Roh Kudus dan karunia- karuniaNya. Pencurahan Roh Kudus barulah tahap awal yang membentuk kehidupan umat beriman. Di dalam perkembangan selanjutnya, maka ciri-ciri orang yang mendapat karunia istimewa Roh Kudus adalah bertumbuh menjadi rendah hati, memiliki kepedulian, dan rela berkorban. Dengan karunia yang diberikan Tuhan tsb, mereka juga senantiasa mau melayani Gereja dan umat  dengan semangat pengabdian yang tanpa pamrih, tunduk dan taat pada hierarki, serta senantiasa mau memelihara kesatuan dan kerukunan dengan semua kelompok pelayanan mau pun umat beriman dalam Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik. 



No comments:

Post a Comment