01 December 2014

MEDITASI UNTUK MINGGU ADVEN 1



MINGGU ADVEN I

Yesus mengatakan kepada para muridnya: “Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! … Kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu datang.” (Markus 13:33)

O Yesus, suara-Mu lantang menembus ruang-ruang hidupku:
"Hati-hatilah dan berjaga-jagalah!"

Namun demikian, hampir-hampir tak pernah aku mendengarkan-Mu. Aku sibuk dengan berbagai macam hal, sibuk ini dan itu, seperti seorang hamba terperangkap dalam rutinitas sehari-hari, hampir tak pernah aku memikirkan apa makna hidupku. Rohku sudah lelah, dan Engkau ya Tuhan-ku, terasa amat jauh. Bagaimana aku dapat mendengarkan suara-Mu hari ini?

Berbicaralah kepada jiwaku selama masa rahmat ini, seperti Engkau berbicara kepada para nabi-Mu dan para kudus-Mu. Ingatkan aku kembali akan panggilan hidupku dan akan pekerjaan yang Engkau kehendaki aku lakukan. Aku ini hambamu, ya Tuhan. Berbicaralah kepadaku pada masa yang kudus ini dan arahkan mataku untuk menantikan kedatangan-Mu.

O Imanuel, Yesus Kristus,
kerinduan setiap bangsa, Juruselamat segenap umat manusia,
datang dan tinggallah di antara kami.

Sumber : “Meditations for Each Week of Advent” by Fr Victor Hoagland, C.P.; Copyright 1996, 1997, 2000 - The Passionist Missionaries; www.cptryon.org/prayer

Diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Victor Hoagland, CP.




LINGKARAN ADVEN: LAMBANG DAN MAKNANYA

Oleh: P. Francis J. Peffley

Pada Masa Adven, banyak keluarga memasang Lingkaran Adven di rumah mereka. Selain hiasan-hiasannya yang tampak semarak serta membangkitkan semangat, ada banyak sekali lambang yang terkandung di dalamnya, yang belum diketahui banyak orang.



Pertama, karangan tersebut selalu berbentuk lingkaran. Karena lingkaran tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, maka lingkaran melambangkan Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir.

Lingkaran Adven selalu dibuat dari daun-daun evergreen. Dahan-dahan evergreen, sama seperti namanya “ever green” - senantiasa hijau, senantiasa hidup. Evergreen melambangkan Kristus, Yang mati namun hidup kembali untuk selamanya. Evergreen juga melambangkan keabadian jiwa kita. Kristus datang ke dunia untuk memberikan kehidupan yang tanpa akhir bagi kita. Tampak tersembul di antara daun-daun evergreen yang hijau adalah buah-buah beri merah. Buah-buah itu serupa tetesan-tetesan darah, lambang darah yang dicurahkan oleh Kristus demi umat manusia. Buah-buah itu mengingatkan kita bahwa Kristus datang ke dunia untuk wafat bagi kita dan dengan demikian menebus kita. Oleh karena Darah-Nya yang tercurah itu, kita beroleh hidup yang kekal.

Empat batang lilin diletakkan sekeliling Lingkaran Adven, tiga lilin berwarna ungu dan yang lain berwarna merah muda. Lilin-lilin itu melambangkan keempat minggu dalam Masa Adven, yaitu masa persiapan kita menyambut Natal. Setiap hari, dalam bacaan Liturgi Perjanjian Lama dikisahkan tentang penantian bangsa Yahudi akan datangnya Sang Mesias, sementara dalam Perjanjian Baru mulai diperkenalkan tokoh-tokoh yang berperan dalam Kisah Natal. Pada awal Masa Adven, sebatang lilin dinyalakan, kemudian setiap minggu berikutnya lilin lain mulai dinyalakan. Seiring dengan bertambah terangnya Lingkaran Adven setiap minggu dengan bertambah banyaknya lilin yang dinyalakan, kita pun diingatkan bahwa kelahiran Sang Terang Dunia semakin dekat. Semoga jiwa kita juga semakin menyala dalam kasih kepada Bayi Yesus.

Warna-warni keempat lilin juga memiliki makna tersendiri. Lilin ungu sebagai lambang pertobatan. Warna ungu mengingatkan kita bahwa Adven adalah masa di mana kita mempersiapkan jiwa kita untuk menerima Kristus pada Hari Natal. Lilin merah muda dinyalakan pada Hari Minggu Adven III yang disebut Minggu “Gaudete”. “Gaudete” adalah bahasa Latin yang berarti “sukacita”, melambangkan adanya sukacita di tengah masa pertobatan karena sukacita Natal hampir tiba. Warna merah muda dibuat dengan mencampurkan warna ungu dengan putih. Artinya, seolah-olah sukacita yang kita alami pada Hari Natal (yang dilambangkan dengan warna putih) sudah tidak tertahankan lagi dalam masa pertobatan ini (ungu) dan sedikit meledak dalam Masa Adven. Pada Hari Natal, keempat lilin tersebut digantikan dengan lilin-lilin putih - masa persiapan kita telah usai dan kita masuk dalam sukacita yang besar.

Pada kaki setiap lilin, atau pada kaki Lingkaran Adven, ditempatkan sebuah mangkuk berwarna biru. Warna biru mengingatkan kita pada Bunda Maria, Bunda Allah, yang mengandung-Nya di dalam rahimnya serta melahirkan-Nya ke dunia pada hari Natal.

Lingkaran Adven diletakkan di tempat yang menyolok di gereja. Para keluarga memasang Lingkaran Adven yang lebih kecil di rumah mereka. Lingkaran Adven kecil ini mengingatkan mereka akan Lingkaran Adven di Gereja dan dengan demikian mengingatkan hubungan antara mereka dengan Gereja. Lilin dinyalakan pada saat makan bersama. Berdoa bersama sekeliling meja makan mengingatkan mereka akan meja perjamuan Tuhan di mana mereka berkumpul bersama setiap minggu untuk merayakan perjamuan Ekaristi - santapan dari Tuhan bagi jiwa kita.

Jadi, nanti jika kalian melihat atau memasang Lingkaran Adven, jangan menganggapnya sebagai hiasan yang indah saja. Ingatlah akan semua makna yang dilambangkannya, karena Lingkaran Adven hendak mengingatkan kita akan perlunya persiapan jiwa sehingga kita dapat sepenuhnya ambil bagian dalam sukacita besar Kelahiran Kristus, Putera Allah, yang telah memberikan Diri-Nya bagi kita agar kita beroleh hidup yang kekal.

Sumber : "The Symbolism of the Advent Wreath” by Father Peffley; Father Peffley's Web Site; www.transporter.com/fatherpeffley

Diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Francis J. Peffley.

ASAL MULA MASA ADVEN

Masa Liturgi Adven menandai masa persiapan rohani umat beriman sebelum Natal. Adven dimulai pada hari Minggu terdekat sebelum Pesta St. Andreas Rasul (30 November). Masa Adven berlangsung selama empat hari Minggu dan empat minggu persiapan, meskipun minggu terakhir Adven pada umumnya terpotong dengan tibanya Hari Natal.



Masa Adven mengalami perkembangan dalam kehidupan rohani Gereja. Sejarah asal-mula Adven sulit ditentukan dengan tepat. Dalam bentuk awalnya, yang bermula dari Perancis, Masa Adven merupakan masa persiapan menyambut Hari Raya Epifani, hari di mana para calon dibaptis menjadi warga Gereja; jadi persiapan Adven amat mirip dengan Prapaskah dengan penekanan pada doa dan puasa yang berlangsung selama tiga minggu dan kemudian diperpanjang menjadi 40 hari. Pada tahun 380, Konsili lokal Saragossa, Spanyol menetapkan tiga minggu masa puasa sebelum Epifani. Diilhami oleh peraturan Prapaskah, Konsili lokal Macon, Perancis, pada tahun 581 menetapkan bahwa mulai tanggal 11 November (pesta St. Martinus dari Tours) hingga Hari Natal, umat beriman berpuasa pada hari Senin, Rabu dan Jumat. Lama-kelamaan, praktek serupa menyebar ke Inggris. Di Roma, masa persiapan Adven belum ada hingga abad keenam, dan dipandang sebagai masa persiapan menyambut Natal dengan ikatan pantang puasa yang lebih ringan.

Gereja secara bertahap mulai lebih membakukan perayaan Adven. Buku Doa Misa Gelasian, yang menurut tradisi diterbitkan oleh Paus St. Gelasius I (wafat thn 496), adalah yang pertama menerapkan Liturgi Adven selama lima Hari Minggu. Di kemudian hari, Paus St. Gregorius I (wafat thn 604) memperkaya liturgi ini dengan menyusun doa-doa, antifon, bacaan-bacaan dan tanggapan. Sekitar abad kesembilan, Gereja menetapkan Minggu Adven Pertama sebagai awal tahun penanggalan Gereja. Dan akhirnya, Paus St. Gregorius VII (wafat thn 1095) mengurangi jumlah hari Minggu dalam Masa Adven menjadi empat.

Meskipun sejarah Adven agak “kurang jelas”, makna Masa Adven tetap terfokus pada kedatangan Kristus (Adven berasal dari bahasa Latin “adventus”, artinya “datang”). Katekismus Gereja Katolik menekankan makna ganda “kedatangan” ini: “Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua” (no. 524).

Oleh sebab itu, di satu pihak, umat beriman merefleksikan kembali dan didorong untuk merayakan kedatangan Kristus yang pertama ke dalam dunia ini. Kita merenungkan kembali misteri inkarnasi yang agung ketika Kristus merendahkan diri, mengambil rupa manusia, dan masuk dalam dimensi ruang dan waktu guna membebaskan kita dari dosa. Di lain pihak, kita ingat dalam Syahadat bahwa Kristus akan datang kembali untuk mengadili orang yang hidup dan mati dan kita harus siap untuk bertemu dengannya.

Suatu cara yang baik dan saleh untuk membantu kita dalam masa persiapan Adven adalah dengan memasang Lingkaran Adven. Lingkaran Adven merupakan suatu lingkaran, tanpa awal dan akhir: jadi kita diajak untuk merenungkan bagaimana kehidupan kita, di sini dan sekarang ini, ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan Allah yang kekal dan bagaimana kita berharap dapat ikut ambil bagian dalam kehidupan kekal di kerajaan surga. Lingkaran Adven terbuat dari tumbuh-tumbuhan segar, sebab Kristus datang guna memberi kita hidup baru melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Tiga batang lilin berwarna ungu melambangkan tobat, persiapan dan kurban; sebatang lilin berwarna merah muda melambangkan hal yang sama, tetapi dengan menekankan Minggu Adven Ketiga, Minggu Gaudate, saat kita bersukacita karena persiapan kita sekarang sudah mendekati akhir. Terang itu sendiri melambangkan Kristus, yang datang ke dalam dunia untuk menghalau kuasa gelap kejahatan dan menunjukkan kepada kita jalan kebenaran. Gerak maju penyalaan lilin setiap hari menunjukkan semakin bertambahnya kesiapan kita untuk berjumpa dengan Kristus. Setiap keluarga sebaiknya memasang satu Lingkaran Adven, menyalakannya saat santap malam bersama dan memanjatkan doa-doa khusus. Kebiasaan ini akan membantu setiap keluarga untuk memfokuskan diri pada makna Natal yang sebenarnya.

Secara keseluruhan, selama Masa Adven kita berjuang untuk menggenapi apa yang kita daraskan dalam doa pembukaan Misa Minggu Adven Pertama: “Bapa di surga… tambahkanlah kerinduan kami akan Kristus, Juruselamat kami, dan berilah kami kekuatan untuk bertumbuh dalam kasih, agar fajar kedatangan-Nya membuat kami bersukacita atas kehadiran-Nya dan menyambut terang kebenaran-Nya.

* By: P. William P. Saunders, pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Notre Dame Graduate School in Alexandria.

Sumber : “Straight Answers: The Celebration of Advent” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2003 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com

Diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.


02 May 2014

7 Kutipan Katolik Tentang Bunda Maria


"Kemuliaan Maria terletak di dalam fakta bahwa Ia ingin memuliakan Allah, bukan dirinya." 
(Paus Benediktus XVI)

"Maria akan membantu kita bila kita memanggil dia. Tidak ada jiwa yang tidak bahagia ataupun pendosa di dunia yang memanggil Maria, ditinggalkan tanpa kerahiman."
(Fulton J. Sheen)

"Biarlah mereka yang berpikir bahwa Gereja memberikan perhatian yang terlalu besar kepada Maria, memperhatikan bahwa Tuhan kit amemberikan sepuluh kali dari kehidupan-Nya kepada Maria seperti Ia memberikannya kepada Para Rasul."
(Fulton J. Sheen)

"Perawan yang mulia, engkau sungguh lebih besar daripada apapun. Jika aku berkata bahwa malaikat dan malaikat agung adalah besar - tetapi engkau lebih besar dari mereka, karena mereka hanya melayani Ia yang berdiam di rahimmu dengan gemetar, dan mereka tidak berani berbicara dalam kehadiran-Nya, sementara engkau berbicara dengan bebas kepada-Nya." 
(St. Athanasius of Alexandria)

"Aku juga memiliki kenangan akan devosi bulan Mei yang biasanya dilaksanakan setiap hari selama bulan Maria. Kami selalu suka pergi ke sana karena gereja didekorasi dengan hiasan pesta, dengan banyak bunga yang menambah keindagan santuary, tidak hanya secara visual tapi juga dengan keharuman yang indah. Kemudian koor gereja yang terdiri dari sekelompok anak-anak yang bernyanyi. Pada umumnya, Bunda Allah selalu bersama kami di dalam rumah kami. Di dapur rumah kami misalnya, gambar Kristus tergantung di sebelah kiri salib, dan di sisi sebelah kanan, gambar Maria. Rosario juga, seperti yang telah kusebutkan, didoakan hampir setiap hari di rumah kami. Hanya dalam bulan Rosario Suci, kami pergi ke gereja untuk berdoa Rosario."
(Mgr. Georg ratzinger, kak Paus Benediktus XVI)

"Perawan Maria yang terbekati adalah tokoh sentral dalam rencana keselamatan Allah. Ia memainkan peran yang besar, kedua setelah Putra-Nya, dalam karya penebusan dunia. Peran ini melibatkan ia dalam konflik berkelanjutan dengan setan. Di Fatima, Bunda kita memastikan bahwa kemenangan akhir menjadi miliknya: "Pada akhirnya Hati yang tak bernoda akan menang!"
(Fr. Andrew Apostoli, C.F.R)

"Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu."
(Bunda Maria)




21 April 2014

Doa Novena Kerahiman Ilahi - Hari Keempat

NOVENA HARI KEEMPAT
Doa untuk orang-orang yang tidak beriman dan mereka yang belum mengenal Yesus



Tanda Salib

Ujud Novena

Pesan Yesus melalui Santa Faustina
"Hari ini, bawalah kepada-Ku orang-orang yang tidak beriman dan mereka yang belum mengenal Aku. Dalam sengsara-Ku yang pedih Aku juga memikirkan mereka, dan semangat mereka di masa depan meneguhkan Hati-Ku. Benamkanlah mereka dalam lautan kerahiman-Ku." (Buku Harian Faustina, 1216)

Bacaan Kitab Suci - Kitab Wahyu 21 : 5-8

Meditasi Kitab Suci/Renungan Singkat 

Doa Mohon Kerahiman Ilahi
Ya Yesus yang maha rahim, Engkau adalah terang seluruh dunia. terimalah dalam Hati-Mu yang ,aharahim jiwa orang-orang yang tidak beriman, yang belum mengenal Engkau. Biarlah sinar rahmat-Mu menerangi mereka sehingga mereka pun bersama kami, dapat mengagungkan kerahiman-Mu yang mengagumkan; dan jangan biarkan mereka tersingkir dari kediaman Hati-mu yang maharahim. Kiranya sinar kasih-Mu menerangi jiwa-jiwa yang berada dalam kegelapan; buatlah jiwa-jiwa ini mengenal engkau dan bersama dengan kami memuji kerahiman-Mu. Amin.

Doa Umat
Bapa yang kekal, arahkanlah tatapan mata-Mu yang maharahim kepada jiwa-jiwa orang-orang yang tidak beriman dan mereka yang belum mengenal Engkau, tetapi sudah direngkuh dalam Hati Yesus yang maharahim. tariklah mereka kepada terang Injil. Jiwa-jiwa ini belum tahu betapa besarnya ebahagiaan orang yang mengasihi Engkau. Berikanlah rahmat-Mu kepada mereka agar mereka pun dapat mengagungkan kerahiman-Mu yang mahamurah sepanjang segala abad. Amin.

Doa Koronka (menggunakan rosario) 
Bapa Kami .....
Salam Maria .....
Aku Percaya .....

Pada setiap manik besar Bapa Kami pada rosario didoakan:
Bapa yang kekal, kupersembahkan kepadaMu, Tubuh dan Darah, Jiwa dan Ke-Ilahi-an Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus, sebagai pemulihan dosa-dosa kami dan dosa seluruh dunia. 

Pada setiap manik kecil Salam Maria pada rosario didoakan:
Demi sengsara Yesus yang pedih, tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia

Diakhiri dengan mengucapkan:
Allah yang kudus, kudus dan berkuasa, kudus dan kekal, kasihanilah kami dan seluruh dunia. Amin






20 April 2014

Doa Novena Kerahiman Ilahi - Hari Ketiga

NOVENA HARI KETIGA
Doa untuk jiwa orang-orang yang saleh dan setia




Tanda Salib

Ujud Novena

Pesan Yesus melalui Santa Faustina
"Hari ini, bawalah kepada-Ku semua jiwa yang saleh dan setia, dan benamkanlah mereka dalam lautan kerahiman-Ku. Jiwa-jiwa ini memberikan penghiburan kepada-Ku di sepanjang Jalan Salib. Mereka adalah tetes penghiburan di tengah lautan kepahitan." (Buku Harian Faustina, 1214)

Bacaan Kitab Suci - 1 Petrus 2 : 1-10

Meditasi Kitab Suci/Renungan Singkat 

Doa Mohon Kerahiman Ilahi
Ya Yesus yang maha rahim, dari khazanah kerahiman-Mu, Engkau memberikan rahmat yang berlimpah ruah kepada semua orang. Perkenankanlah kami tinggal dalam hati-mu yang maharahim dan jangan biarkan kami pernah terlepas dari sana untuk selama-lamanya. Semua ini kami mohon kepada-mu demi Kasih-Mu yang paling mengagumkan terhadap Bapa Surgawi yang membuat Hati-Mu sedemikian bernyala-nyala. Mukjizat-mukjizat kerahiman sungguh tak terselami. Baik orang berdosa maupun orang benar tidak akan memahaminya Setiap kali Engkau menarik kami lebih erat kepada Kasih-Mu. Amin.

Doa Umat
Bapa yang kekal, arahkanlah tatapan mata-Mu yang maharahim kepada jiwa-jiwa yang setia, sebagaiharta pusaka Putra-mu. Demi sengsara-nya yang pedih, limpahkanlah berkat-Mu kepada mereka, dan dengan perlindungan-Mu yang abadi, rengkuhlah mereka. Dengan demikian, mereka tidak akan pernah gagal dalam olah kasih dan tidak pernah kehilangan iman yang kudus; sebaliknya, bersama segenap paduan suara para malaikat dan orang kudus, mereka akan memuliakan kerahiman-mu yang tak terbatas sepanjang segala abad. Amin.

Doa Koronka (menggunakan rosario) 
Bapa Kami .....
Salam Maria .....
Aku Percaya .....

Pada setiap manik besar Bapa Kami pada rosario didoakan:
Bapa yang kekal, kupersembahkan kepadaMu, Tubuh dan Darah, Jiwa dan Ke-Ilahi-an Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus, sebagai pemulihan dosa-dosa kami dan dosa seluruh dunia. 

Pada setiap manik kecil Salam Maria pada rosario didoakan:
Demi sengsara Yesus yang pedih, tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia

Diakhiri dengan mengucapkan:
Allah yang kudus, kudus dan berkuasa, kudus dan kekal, kasihanilah kami dan seluruh dunia. Amin





19 April 2014

Doa Novena Kerahiman Ilahi - Hari Kedua

NOVENA HARI KEDUA
Doa untuk para imam dan kaum religius




Tanda Salib

Ujud Novena

Pesan Yesus melalui Santa Faustina
"Hari ini, bawalah kepada-Ku jiwa-jiwa para imam dan kaum religius, dan benamkanlah mereka dalam kerahiman-Ku yang tak terhingga. Merekalah yang memberi-Ku kekuatan untuk menanggung sengsara-Ku yang pahit. Melalui mereka, laksana saluran-saluran, kerahiman-Ku mengalir kepada umat manusia ." (Buku Harian Faustina, 1212)

Bacaan Kitab Suci - Injil Matius 9 : 35-38

Meditasi Kitab Suci/Renungan Singkat 

Doa Mohon Kerahiman Ilahi
Ya Yesus yang maha rahim, sumber segala kebaikan, tingkatkanlah rahmat-Mu di dalam diri kami supaya kami dapat melaksanakan dengan pantas karya-karya kerahiman, dan supaya semua yang melihat kami dapat memuliakan Bapa Kerahiman yang ada di surga. Mata air kasih Allah ada di dalam hati yang murni, terbenam dalam samudera kerahiman, bersinar laksana bintang-bintang, cemerlang laksana fajar. Amin.

Doa Umat
Bapa yang kekal, dengan tatapan mata-Mu yang penuh kerahiman, pandanglah himpunan orang-orang terpilih yang bekerja di kebun anggur-Mu, pandanglah jiwa-jiwa para imam dan kaum religius, dan limpahilah mereka dengan kekuatan berkat-Mu. Dalam Hati Putera-Mu, mereka direngkuh, demi kasih Hati-Nya berikanlah kepada mereka kekuatan dan terang-Mu supaya mereka dapat menuntun orang lain di jalan meuju keselamatan dan dengan sesuara memuji kerahiman-Mu yang tidak terbatas sepanjang segala abad. Amin.

Doa Koronka (menggunakan rosario) 
Bapa Kami .....
Salam Maria .....
Aku Percaya .....

Pada setiap manik besar Bapa Kami pada rosario didoakan:
Bapa yang kekal, kupersembahkan kepadaMu, Tubuh dan Darah, Jiwa dan Ke-Ilahi-an Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus, sebagai pemulihan dosa-dosa kami dan dosa seluruh dunia. 

Pada setiap manik kecil Salam Maria pada rosario didoakan:
Demi sengsara Yesus yang pedih, tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia

Diakhiri dengan mengucapkan:
Allah yang kudus, kudus dan berkuasa, kudus dan kekal, kasihanilah kami dan seluruh dunia. Amin




18 April 2014

Novena Kerahiman Ilahi

Sembilan hari sebelum Pesta Kerahiman Ilahi, menurut wahyu Yesus kepada Santa Faustina harus didahului dengan Novena. Sebagian dari novena itu didiktekan langsung oleh Yesus dan dicatat oleh Santa Faustina. "Novena Kerahiman Ilahi yang diperintahkan Yesus supaya kutulis dan kulaksanakan sebelum Pesta Kerahiman Ilahi. Novena ini dimulai pada Jumat Agung."

Sabda Yesus kepada Santa Faustina, "Aku menghendaki agar selama sembilan hari engkau membawa jiwa-jiwa ke mata air kerahiman-Ku, supaya mereka menimba dari sana kekuatan dan kesegaran serta rahmat apapun yang mereka butuhkan dalam menghadapi kerasnya hidup, dan khususnya pada saat kematian. Setiap hari, hendaknya engkau mengantar sekelompok jiwa yang berbeda kepada Hati-Ku. Hendaknya engkau membenamkan mereka di dalam laut kerahiman-Ku dan Aku akan membawa semua jiwa ini masuk ke rumah Bapa-ku. Engkau akan melakukan ini dalam kehidupan ini dan dalam kehidupan yang akan datang. Aku tidak akan menolak apapun dari jiwa yang engkau bawa ke mata air kerahiman-Ku. demi kekuatan sengsara-Ku yang pedih, setiap hari hendaknya engkau minta kepada Bapa-Ku rahmat bagi jiwa-jiwa ini." (Buku Harian Faustina, 1209)

Pada tahun 2002 Paus Yohanes Paulus II mendedikasikan Hari Minggu Paskah II sebagai Pesta Kerahiman Ilahi. Dan tiga tahun kemudian pada tanggal 2 April 2005, Allah berkenan memberi beliau kehormatan besar untuk meninggal dunia tepat pada Hari Pesta Kerahiman Ilahi.

Kelompok orang yang dibawa selama Novena:
Hari 1 : Seluruh umat manusia khususnya orang-orang berdosa
Hari 2 : Para imam dan kaum religius
Hari 3 : Jiwa-jiwa yang saleh dan setia
Hari 4 : Orang-orang yang tidak beriman dan mereka yang belum mengenal Yesus
Hari 5 : Jiwa orang-orang sesat dan memisahkan diri dari Gereja
Hari 6 : Jiwa-jiwa yang lemah lembut dan rendah hati serta jiwa anak-anak
Hari 7 : Jiwa-jiwa yang secara khusus menghormati dan memuliakan Kerahiman Ilahi
Hari 8 : Jiwa-jiwa yang dipenjarakan di Api Penyucian
Hari 9 : Jiwa-jiwa yang suam-suam kuku




08 June 2013

Memahami Makna Ekaristi

Karena Ekaristi adalah Yesus Kristus sendiri, Ekaristi menjadi 'jantung' dari iman katolik. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa Ekaristi adalah "sumber dan puncak seluruh kehidupan kristiani" dan "hakikat dan rangkuman iman kita." Tentu idealnya semua orang katolik mengetahui hal ini, tetapi sayangnya, kenyataan berbicara lain. 

Masih banyak orang katolik yang tidak tahu dengan persis bahwa Yesus sungguh-sungguh hadir dalam Ekaristi. Hanya 30% percaya bahwa mereka sungguh-sungguh menerima Tubuh, Darah, Jiwa dan ke-Allah-an Yesus Kristus dalam rupa roti dan anggur. Hanya 26% percaya bahwa mereka menerima roti dan anggur yang melambangkan Tubuh dan Darah Kristus. Hanya 10% percaya mereka menerima roti dan anggur dimana di dalamnya Yesus hadir. Hanya 24% percaya mereka menerima Tubuh dan Darah Yesus karena iman mereka sendiri mengatakan demikian.

PENGERTIAN EKARISTI



Ekaristi berasal dari kata 'eucharistein' yang artinya ucapan terima kasih kepada Allah (Katekismus Gereja Katolik 1328). 

Ekaristi adalah kurban pujian dan syukur kepada Allah Bapa, di mana Gereja menyatakan terima kasihnya kepada Allah Bapa untuk segala kebaikan-Nya di dalam segala sesuatu: untuk penciptaan, penebusan oleh Kristus, dan pengudusan. Kurban pujian ini dinaikkan oleh Gereja kepada Bapa melalui Kristus, bersama Dia dan untuk diterima di dalam Dia. Ekaristi adalah Perjamuan Tuhan, yang memperingati perjamuan malam yang diadakan oleh Kristus bersama degan murid-murid-Nya. perjamuan ini juga merupakan antisipasi perjamuan pernikahan Anak Domba di surga. 

Ekaristi adalah kenangan akan kesengsaraan dan kebangkitan Tuhan (KGK 1330). Ekaristi diadakan untuk memenuhi perintah Yesus untuk merayakan kenangan akan hidup-Nya, kematian-Nya, kebangkitan-Nya, dan akan pembelaan-Nya bagi kita di hadapan Allah Bapa. 

Ekaristi adakah Kurban Kudus, karena ia menghadirkan kurban tunggal Yesus, dan juga kurban penyerahan diri Gereja yang mengambil bagian dalam kurban Yesus, Kepalanya (KGK 1330, 1368). Sebagai kenangan Paskah Kristus, Ekaristi menghadirkan dan mempersembahkan secara sakramental kurban Kristus satu-satunya dalam liturgi Gereja. Ekaristi menghadirkan kurban salin dan memberikan buah-buahnya yaitu pengampunan dosa. 

Ekaristi adalah Komuni Kudus, karena di dalam sakramen ini kita menerima Kristus sendiri dan dengan demikian kita menyatukan diri dengan Kristus, yang mengundang kita mengambil bagian di dalam Tubuh dan Darah-Nya, supaya kita membentuk satu Tubuh dengan-Nya. 





07 June 2013

Makna Tata Gerak dan Sikap Tubuh Dalam Liturgi Ekaristi

Tata gerak atau sikap tubuh seluruh umat dan para pelayannya juga menjadi bagian terpenting dalam simbolisasi kebersamaan dan kesatuan Gereja yang sedang berdoa. Tata gerak dan sikap tubuh imam, diakon, para pelayan, dan jemaat tentu punya maksud. Sikap tubuh yang seragam menandakan kesatuan seluruh jemaat yang berhimpun untuk merayakan Liturgi Suci. Sebab sikap tubuh yang sama mencerminkan dan membangun sikap batin yang sama pula. Maka, jika dilakukan dengan baik:
(1) seluruh perayaan memancarkan keindahan dan sekaligus kesederhanaan yang anggun;
(2) makna aneka bagian perayaan dipahami secara tepat dan penuh; dan
(3) partisipasi seluruh jemaat ditingkatkan (PUMR 42).

“Berkumpul” dan maknanya
Berkat pembaptisan kita dijadikan satu keluarga dalam Gereja yang kudus. Orang kristiani adalah pribadi yang komuniter, selalu terpaut dalam kebersamaan. Kita tidak sendirian. Dalam nama Bapa dan Putra, kita juga dipersatukan oleh Roh Kudus. Itu tampak ketika kita berkumpul, khususnya dalam “tempat kudus”. Kita berkumpul sebagai orang-orang pilihan, yang terpanggil, yang dicintai Allah. Liturgi mengundang kita untuk menemukan kembali panggilan kita, yakni tumbuh dalam kesatuan, menjadi umat Allah, berkarya dengan dan bagi saudara-saudari dalam perayaan yang dinamis. Maka, berkumpul adalah bagian dari tata gerak kolektif. Agar pertemuan itu tidak kacau, tidak anarkis, tetap utuh, maka diperlukanlah keyakinan dan sikap yang sama. Di sinilah letak pentingnya suatu pedoman atau aturan bersama. Kita berkumpul untuk merayakan Ekaristi, suatu perayaan bersama yang bukan tanpa aturan. Selain itu, berkumpul juga menjadi tanda kehadiran Kristus sendiri: “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Mat 18:20).

Makna “berdiri”
Sikap tubuh kita mengungkapkan kegembiraan. Gembira atas kebersamaan dan persaudaraan di dalam Kristus. Berdiri menyatakan keyakinan dan perasaan yang utuh, jiwa yang siaga di hadapan Allah, siap bertemu dan berdialog dengan yang Ilahi. Kita berdiri karena kita berada di hadapan yang menentukan dan menguasai hidup kita,  yang memberi kekuatan dan menjaga kita. Berdiri untuk menyatakan bahwa Dia adalah satu-satunya Allah Tuhan kita. Kita berdiri untuk menghormati Allah yang Mahatinggi itu (bdk. Kej 18:8). Jemaat yang berdiri menunjukkan rasa syukurnya dan keakrabannya dengan Allah. Umat yang berdiri juga mengungkapkan persaudaraan yang hidup, yang dipersatukan bagi dan oleh Allah. Maka sangatlah tepat bila kita berdiri khususnya pada saat menyatakan iman (syahadat) dan Doa Syukur Agung. Kita mengakui secara terbuka bahwa wafat dan kebangkitan Kristus (misteri Paskah) adalah dasar kehidupan kita. Inilah dasar kegembiraan kita. Kegembiraan Paskah mengantar perjalanan kita menuju Allah. Kita berdiri seolah bersama Kristus berada di dalam Yerusalem surgawi.

Saat dan Makna “duduk”
Umat hendaknya duduk (a) selama bacaan-bacaan sebelum Injil dan selama Mazmur Tanggapan; (b) selama Homili; [c] selama persiapan persembahan; [d] selama saat hening sesudah komuni. Khusus untuk yang berkaitan dengan Liturgi Sabda, sikap ini ada dasar biblisnya. Misalnya, saat Yesus mengajar, orang-orang mendengarkan Dia dengan duduk memperhatikan (Mat 5:1). Atau, saat Maria yang sedang duduk mendengarkan Yesus, sementara Marta sibuk melayani para tamunya. Yesus berkata: “Maria telah mengambil bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya”(Luk 10:39).

Maknanya sungguh luas. Sikap duduk bisa menggambarkan saat orang mengharapkan sesuatu; ia sedang mendengarkan atau mencerna suatu pesan. Keadaan batin tertentu juga bisa digambarkan dengan duduk. Orang seolah mendambakan untuk menemukan makna hidupnya yang sejati. Pada saat kita duduk, kita pun berharap agar Allah berbicara atau menyatakan diri-Nya kepada kita. Ini adalah saat epiklesis juga. Dengan duduk pun kita menyambut sabda-sabda Allah itu dengan hati terbuka. Kita berharap agar sabda Allah sungguh menyirami dan menyegarkan hati kita. Allah sendiri ingin agar kita dapat subur dan berbuah berkat sabda-Nya. Maka, duduk juga berarti kesediaan untuk saling mendengarkan, saling berbagi pengalaman, saling mempersatukan diri. Duduk menerbitkan rasa damai, aman, percaya, karena kita memang sedang bersatu dengan Allah. Ini menggambarkan dimensi eskatologis, saat istirahat nanti, setelah perjalanan panjang dan perjuangan hidup di dunia: “barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas tahta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan bapaKu di atas tahtaNya (Why 3: 21). Setiap kali duduk, jiwa kita memasuki kedamaian yang membantu kita untuk menerima sabda Ilahi dan mencicipi komunikasi dengan Allah nanti.

Ada juga makna tersendiri untuk “berlutut lama”
Biasanya orang berlutut lama untuk berdoa secara pribadi. Ada banyak motivasi atau alasan mengapa orang itu berlutut. Berlutut bisa menandakan “kegagalan, kekalahan”. Kita pasrah dan mengakui kelemahan kita di hadapan Allah. Sikap tubuh ini menunjukkan semangat kerendahan diri yang menguasai hati dan jiwa kita. Di hadapan Allah, Sang Sumber Hidup, kita ini tidak ada apa-apanya. Saat itu pula, dengan sikap tubuh itu, kita mengungkapkan isi batin kita dan menyembah Allah. Kita juga ingin menyelaraskan diri dengan Kristus, Putra-Nya. Berlutut semacam ini juga mengungkapkan keyakinan kita bahwa Allah yang telah memulai itu akan juga menggenapi semua karya­Nya di dalam diri kita. Secara lebih dramatis lagi, bentuk kepasrahan diri ini diungkapkan dalam sikap tubuh “tiarap” atau “merebahkan diri” untuk mereka yang akan ditahbiskan atau oleh Imam pada awal Liturgi Pengenangan Sengsara Tuhan, Jumat Agung.

Kapan lagi harus “berlutut”?
Saat kita masuk ke gedung gereja, setelah membuat tanda salib dengan air suci, sebelum duduk, biasanya kita berlutut sejenak. Mengapa? Sebenarnya kita hendak menghormati tabernakel, terutama jika di dalamnya terdapat Sakramen Mahakudus. Jika tidak ada tabernakelnya (tempat Sakramen Mahakudus yang menjadi simbol kehadiran Kristus yang abadi), dapat diartikan kita menghormati gereja sebagai tempat yang kudus. Sikap ini memang belum termasuk tata gerak dalam Perayaan Ekaristi. Namun, pada prinsipnya setiap kita mendekati atau melewati tabernakel dengan Sakramen Mahakudus di dalamnya, kita diharapkan memberi penghormatan dengan cara berlutut; kecuali pada saat dalam perarakan. “Berlutut” diganti “menundukkan kepala” ntuk kesempatan tertentu, “berlutut” (juga “membungkuk”) bisa diganti dengan “menundukkan kepala”. Misalnya, ketika para pelayan Misa (putra altar, lektor, diakon) sedang membawa salib, lilin, dupa, atau Kitab Injil harus menghormati Sakramen Mahakudus atau altar. Menurut PUMR 275a, “menundukkan kepala’ dilakukan juga ketika mengucapkari nama Tritunggal Mahakudus, nama Yesus, nama Santa Perawan Maria, dan nama para orang kudus yang diperingati dalam Misa yang bersangkutan.

Demikianlah ajakan Gereja untuk melibatkan seluruh gerak dan hidup kita dalam Liturgi Ekaristi. Mari kita maknai dengan lebih dalam lagi keterlibatan kita dalam Ekaristi. Sehingga peran serta dan campur tangan Allah selalu kita yakini dan imani dalam seluruh gerak dan hidup kita.


“Tuhan…aku bersyukur akan kekayaan dalam Liturgi GerejaMu. Semoga aku selalu menemukan Engkau dalam seluruh gerak tubuh dan hidupku…”

06 June 2013

Tata Cara Mengikuti Perayaan Ekaristi atau Misa Kudus

  1. Berpuasa 1 jam sebelum mengikuti misa.
  2. Hadir lebih awal (terlambat mengganggu umat yang lain).
  3. Menggunakan pakaian yang pantas dan tidak menggunakan sandal jepit (Gereja adalah tempat ibadah).
  4. Bagi umat yang membawa anak kecil, mohon selalu dalam pengawasan dan dilarang memberikan makanan/makan selama di dalam gereja.
  5. Persiapkan diri dengan menciptakan waktu teduh di dalam gereja (tidak mengobrol dan menggunakan Hp).
  6. Sadari dan mohon ampun atas kesalahan dan dosa.
  7. Ikut terlibat dalam nyanyian dan menjawab Imam.
  8. Dengarkanlah apa yang Allah ingin beritakan lewat bacaan-bacaan Kitab Suci dan khotbah  Imam.
  9. Mempersatukan persembahan diri kita dengan roti dan anggur yang akan diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
  10. Sembahlah Dia di saat konsekrasi dengan segenap hati dan budi kita.
  11. Sampaikanlah Salam Damai pada waktunya kepada saudara-saudara kita dengan tulus.
  12. Terimalah Hosti Kudus (Komuni Kudus) dan sapalah Dia secara pribadi dalam hati dan budi kita.
  13. Ciptakan saat teduh dan doa pribadi setelah menyambut Komuni kudus (tidak mengobrol satu
  14. sama lain).
  15. Jangan tinggalkan Perayaan Ekaristi sebelum mendapat berkat penutup dari Imam.
  16. Bersiaplah menjalani hidup harian kita dengan membagi-bagikan berkat Ekaristi yang kita dapatkan.
  17. Kita diutus untuk membawa damai. Jadilah saksi-saksi Kristus di tengah masyarakat.

05 June 2013

BULAN MARIA : Doa Kepada Bunda Maria Penolong Abadi


Bunda Penolong Abadi, dengan penuh kepercayaan dan harapan kami berlutut di hadapanmu. 
Belum pernah ada orang yang sia-sia mencari perlindunganmu.
Semasa hidupmu sebagai ibu, engkau seringkali memberi pertolongan kepada Yesus Puteramu.
Dengan penuh kasih sayang engkau melindungi dan membimbing-Nya selama masa muda-Nya.
Selama hidup-Nya di muka umum engkau menghibur-Nya dan memberi dorongan kepada-Nya.
Pada saat Dia menderita, engkau mendampingi dan menguatkan-Nya.
Demikian juga jadilah bagi kami seorang ibu yang selalu menolong kami.

Bunda Maria, kami ini juga anakmu.
Di kayu salib, Putera Ilahimu telah memberikan dikau sebagai bunda kami
dan engkau telah menerima kami sebagai anakmu.
Kami tahu engkau memberi anak-anakmu -khususnya mereka yang menghormatimu sebagai
Bunda Penolong Abadi- rahmat dan berkat yang tak terhitung banyaknya untuk jiwa raga mereka.
Dengan penuh syukur kami mengucapkan terima kasih untuk segala perlindungan
bagi kami dan bagi mereka semua.

Bunda Penolong Abadi, jangan biarkan kami sekarang pergi tanpa penghiburanmu.
Kami selalu memerlukan bantuanmu, teristimewa dalam kesulitan yang sekarang ini kami alami .....
Bunda Maria pandanglah kami dengan penuh kebaikan dan kasih sayang.
Jadilah perantara kepada Putera Ilahimu untuk memperoleh anugerah-anugerah ......
yang kami mohon dengan sangat dalam doa ini.
Kami berjanji akan berterima kasih kepadamu selama hidup kami,
sampai kami datang bersyukur kepadamu di surga.

Bunda yang berkuasa, baik bagi kami,
Engkau dapat menolong kami,
Engkau pasti berkenan menolong kami,
Engkau bersedia menolong kami,
O Bunda Penolong Abadi yang setia,
terimalah doa kami. Amin.