20 May 2013

BULAN MARIA : Kisah Gadis Bersahaja yang Memandang Bunda Allah


Semua orang tahu bagaimana rasanya jika sedang sakit. Tidak enak'kan? Karenanya, tidak seorang pun yang mau sakit! Inilah kisah tentang seorang gadis miskin bersahaja yang hampir sepanjang hidupnya menderita sakit. Namun ia menanggung segala penderitaannya itu dengan tabah dan penuh sukacita. Sekarang ia diangkat menjadi santa pelindung orang-orang sakit. Namanya ialah Bernadette Soubirous.

Bernadette lahir pada tanggal 7 Januari 1844, dari pasangan Francois Soubirous -seorang pengusaha penggilingan gandum yang jatuh miskin- dan isterinya, Louise Casterot Marie Bernarde. Nama aslinya adalah Marie bernarde tetapi karena perawakannya yang kecil mungil, anak itu kemudian biasa dipanggil Bernadette (Bernarde kecil). Sejak bayi kesehatan Bernadette kurang baik. Ia selalu saja menderita sakit, terutama asma. Bukannya mengeluh, tetapi Bernadette mempersembahkan semua penderitaannya kepada Tuhan sebagai silih demi pertobatan orang-orang berdosa. . Bagi Bernadette, sakit juga bukan berarti bebas dari segala tugas dan kewajiban. Ia tetap harus membantu ibunya mengasuh kelima adiknya. Dan ketika Bernadette telah dianggap cukup umur, ia pun harus bekerja sebagai pembantu dan penggembala ternak.

Suatu hari, pada tanggal 11 Februari 1858, suatu peristiwa yang luar biasa terjadi. Ketika ia bersama seorang adik dan seorang temannya sedang mencari kayu bakar di padang rumput, Bunda Maria menampakkan diri kepadanya di sebuah gua yang disebut Massabielle (=Batu Besar), di tepi sungai Gave dekat kota Lourdes. Bernadette tidak tahu siapa wanita cantik itu dan apa yang ia inginkan.

Bunda Maria menampakkan diri kepadanya sebanyak 18 kali. Pada tanggal 25 Maret 1858, pada penampakannya yang ke-16, Bunda Maria mengungkapkan siapa dirinya, "Akulah yang Dikandung Tanpa Dosa." ('Que Soy Era Immaculada Conceptiou' atau 'I Am The Immaculate Conception') dan minta agar sebuah kapel dibangun di tempat penampakan. Bernadette diminta minum dari sebuah sumber air di gua. Tidak ada sumber air sama sekali di sana, tetapi ketika Bernadette menggali di suatu tempat yang ditunjukkan kepadanya, sebuah mata air mulai memancar. Air yang hingga kini masih memancar itu mempunyai daya penyembuhan yang luar biasa, meskipun para ahli ilmu pengetahuan tidak dapat menemukan adanya zat-zat yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit. Sejak berita tentang penampakan tersebut tersir ke seluruh dunia, Lourdes telah menjadi suatu tempat ziarah Bunda Maria yang paling terkenal.

KISAH PENAMPAKAN SEPERTI YANG DICERITERAKAN SENDIRI OLEH BERNADETTE

"Suatu hari saya dan dua gadis lain pergi ke pinggir sungai Gave. Tiba-tiba saya mendengar bunyi gemerisik. Saya mengarahkan pandangan ke arah padang yang terletak di sisi sungai, tetapi pepohonan di sana tampak tenang dan suara itu jelas bukan datang dari sana. Kemudian saya mendongak dan memandang ke arah gua di mana saya melihat seorang wanita mengenakan gaun putih yang indah dengan ikat pinggang berwarna terang. Di atas masing-masing kakinya ada bunga mawar berwarna kuning pucat, sama seperti warna biji-biji rosarionya.

Saya menggosok-gosok mata saya, kemudian saya tergerak untuk memasukkan tangan saya ke dalam lipatan baju saya di mana tersimpan rosario. Saya ingin membuat tanda salib, tetapi tidak bisa, tangan saya lemas dan jatuh kembali. Kemudian wanita itu membuat tanda salib. Setelah usaha yang kedua saya berhasil membuat tanda salib meskipun tangan saya gemetar. Kemudian saya mulai berdoa rosario sementara wanita itu menggerakkan manik-manik di antara jari-jarinya tanpa menggerakkan bibirnya sama sekali. Setelah saya selesai mendaraskan Salam Maria, wanita itu tiba-tiba menghilang.

Saya bertanya kepada kedua gadis yang lain apakah mereka melihat sesuatu, tetapi mereka mengatakan tidak. Tentu saja mereka ingin tahu apa yang telah terjadi. Saya katakan kepada mereka bahwa saya melihat seorang wanita mengenakan gaun putih yang indah, namun saya tidak tahu siapa dia. Saya minta mereka untuk tidak menceritakan hal itu kepada siapa pun. Mereka mengatakan saya bodoh karena memikirkan yang bukan-bukan. Saya katakan bahwa mereka salah, dan saya merasa terdorong untuk kembali lagi ke sana hari Minggu berikutnya.

Ketiga kalinya saya ke sana, wanita itu berbicara kepada saya dan meminta saya untuk datang selama lima belas hari. Saya katakan saya bersedia datang. Kemudian wanita itu meminta saya untuk menyampaikan kepada pastor agar sebuah kapel dibangun di sana. Ia juga meminta saya minum dari sumber air. Saya pergi ke sungai Gave, satu-satunya sungai yang ada di sana. Tetapi wanita itu menyadarkan saya bahwa bukan Gave yang ia maksudkan. Ia menunjuk ke sebuah aliran air kecil di dekat situ. Ketika saya sampai di sana, saya hanya dapat menemukan beberapa tetes air dan banyak lumpur. Saya menadahkan tangan untuk mendapatkan lebih banyak air, tetapi tidak berhasil. Karenanya saya menggali tanah. Saya berhasil memperoleh beberapa tetes air, baru setelah usaha yang keempat saya mendapatkan cukup air untuk diminum. Kemudian wanita itu menghilang dan pulanglah saya ke rumah.

Saya datang setiap hari selama lima belas hari, dan setiap kali, kecuali hari Senin dan Jum'at, wanita itu menampakkan diri. Ia meminta saya mencari aliran sungai dan membersihkan diri di sana serta pergi ke pada romo meminta agar sebuah kapel didirikan di sana. Saya juga harus berdoa, katanya, untuk pertobatan orang-orang berdosa. Berkali-kali saya bertanya kepadanya apa arti semua itu, tetapi wanita itu hanya tersenyum. Akhirnya, dengan tangannya terentang dan matanya memandang ke langit, ia berkata bahwa dialah "Immaculate Conception" (Yang Dikandung Tanpa Dosa). Selama lima belas hari itu, ia mengungkapkan tiga buah rahasia kepada saya, tetapi saya tidak boleh mengatakannya kepada siapa pun juga, dan sejauh ini saya taat kepadanya."

Setelah peristiwa penampakan itu Bernadette semakin banyak menderita, baik karena kecurigaan orang-orang yang tidak mau percaya, oleh perhatian berlebihan dari mereka yang percaya serta ancaman dari penguasa setempat. Semuanya itu ditanggungnya dengan tabah dan sabar.


Pada usia 22 tahun, Bernadette menggabungkan diri dengan Suster-suster Karitas di Nevers, Perancis. Tiga belas tahun lamanya ia tinggal di biara dan sebagian besar dari waktu tersebut dihabiskannya di tempat tidur karena sakit yang dideritanya.

"Pekerjaanku semakin maju," kata Bernadette.

"Pekerjaan apa?" tanya seorang suster keheranan.

"Pekerjaan bersakit-sakit!" jawabnya sambil tersenyum.

Bernadette seorang yang sangat rendah hati. Lebih dari apa pun, ia tidak ingin dipuji. Suatu ketika seorang suster bertanya kepadanya apakah ia merasa bangga karena dipilih oleh Bunda Maria. "Bagaimana mungkin," Bernadette cepat-cepat menjawab, "Bunda Maria memilih saya justru karena saya inilah yang paling hina." Suatu jawaban dari kerendahan hati yang paling dalam!

JENAZAHNYA TETAP UTUH

Bernadette wafat pada tanggal 16 April 1879 dalam usia 35 tahun karena penyakit tuberculosis. Pada tahun 1909, sehubungan dengan diajukannya permohonan beatifikasi Bernadette Soubirous, maka perlulah dilakukan identifikasi terhadap jenazah calon beata yang meninggal pada tahun 1879 itu. Maka, pada tanggal 22 September 1909, Uskup Gauthey dari Nevers, bersama dengan para wakil dan pejabat Gereja lainnya, masuk ke dalam kapel biara di mana jenazah Bernadette disemayamkan. Makam kemudian digali dan jenazah diangkat dari dalam tanah.

Semua yang hadir merasa takjub melihat jenazah Bernadette yang tampak persis sama seperti pada hari ia meninggal. Tubuhnya utuh sempurna, tak tercium bau busuk, pun tak didapati tanda-tanda kerusakan pada tubuh mungil yang terbaring dalam peti jenazah. Dokter Jourdan, dokter ahli bedah yang ikut serta dalam penggalian kembali makam, meninggalkan suatu catatan dalam arsip komunitas, menggambarkan apa yang terjadi pada waktu itu:

“Peti jenazah dibuka di hadapan Uskup Nevers, walikota, beberapa imam dan kami sendiri. Kami tak mencium adanya bau busuk. Jenazah terbalut rapat dalam jubah ordo biarawati di mana Bernadette tinggal. Jubah itu lembab. Hanya wajah, kedua tangan dan lengan bawahnya saja yang kelihatan. Kepalanya agak sedikit miring ke kiri. Rona wajahnya putih pucat. Mulutnya sedikit terbuka dan dari situ tampak bahwa giginya masih utuh. Kedua tangan, yang disilangkan di dada, utuh sempurna, juga kuku-kuku jemarinya. Kedua tangannya masih menggenggam seuntai rosario yang telah berkarat. Galur-galur urat darah halus di lengan bagian bawah tampak jelas.”

Pada tahun 1933 Bernadette diangkat sebagai santa (orang kudus) oleh Paus Pius XI. Pestanya dirayakan pada tanggal 16 April.


No comments:

Post a Comment