Pesan-pesan Bunda Maria dalam penampakan di Fatima selama bulan
Mei sampai Oktober 1917 terbagi menjadi tiga bagian. Pesan pertama dan kedua
menggambarkan penglihatan tentang neraka, devosi kepada Hati Maria yang tak
bernoda, tentang Perang Dunia kedua, dan prediksi tentang kerusakan yang dapat
diperbuat oleh Rusia kepada umat manusia dengan penolakan terhadap iman
Kristiani dan penerapan totalitarianisme- komunisme.
Pesan pertama dan kedua ini telah dituliskan terlebih dahulu 31
Agustus 1941, dan dipublikasikan terlebih dahulu sebelum pesan yang ketiga.
Sedangkan pesan ketiga yang dituliskan oleh Sr. Lucia tanggal 3 Januari 1944
atas perintah Uskup Leiria. Pesan/ rahasia ketiga ini dibawa ke hadapan Paus
Yohanes XXIII pada tahun 1959, namun beliau memutuskan untuk tidak menyatakan
secara publik, demikian juga Paus Paulus VI.
Namun Paus Yohanes Paulus II,setelah percobaan pembunuhan
dirinya pada tanggal 13 Mei 1981 gagal, kemudian memutuskan untuk
memberitahukan pesan itu secara publik, yang dikenal sebagai “The third secret of Fatima“.
Teks pesan ketiga Fatima baru dipublikasikan tgl 26 Juni 2000, (setelah
diumumkan oleh Kardinal Angelo Sedano atas nama Bapa Paus, bahwa pesan ketiga
tersebut akan diumumkan dalam waktu dekat. Pengumuman ini diadakan tanggal 13
Mei 2000, pada hari beatifikasi Francisco dan Jacinta Marto).
Tanggal 7 Juni 1981, Paus Yohanes Paulus, pada perayaan
Pentakosta, mendoakan dan meng-konsekrasikan dunia kepada hati Bunda Maria yang
tak bernoda, yang disebutkan sebagai “Act
of Entrustment“, memohon agar Bunda Maria menjaga dan mendoakan
para umat beriman dan dunia.
Maka pesan/ rahasia ketiga yang disampaikan di sini berkaitan
dengan perkataan Bunda Maria, yang memperingatkan akan apa yang terjadi jika
manusia tidak bertobat dan mengindahkan pesan Bunda Maria, maka Rusia akan
menyebarkan faham sesatnya tentang Komunisme. Sr. Lucia mengatakan bahwa akan
terjadi penghukuman yang disebabkan oleh manusia sendiri yang terus hidup dalam
dosa, kebencian, balas dendam, ketidak- adilan, pelanggaran hak-hak manusia,
pemerosotan moral dan kekerasan, dst.
Maka Paus Yohanes Paulus II memutuskan untuk mempublikasikan
pesan ketiga ini. Ia sendiri meng-konsekrasikan/ menyerahkan Rusia dan dunia
kepada doa-doa Bunda Maria pada tahun 1981. Selanjutnya, kita ketahui pada
tahun 1989 tembok Berlin dirubuhkan dan tumbanglah komunisme di Rusia.
ISI PESAN BUNDA MARIA PADA PENAMPAKAN DI FATIMA, 1917
“Bunda Maria
menunjukkan kepada kami sebuah lautan api yang besar yang sepertinya berada di
bawah bumi. Yang terbenam di dalam api adalah setan-setan dan jiwa-jiwa di
dalam rupa manusia, seperti bara api yang transparan, semua kehitaman atau
gosong seperti tembaga, mengambang di atas lautan api, sekarang naik ke udara dengan
lidah-lidah api yang keluar dari dalam diri mereka sendiri bersama dengan
awan-awan api yang besar, sekarang jatuh kembali pada setiap sisi seperti
percikan di dalam api yang besar sekali, tanpa berat atau keseimbangan, di
tengah-tengah tawa dan erangan kesakitan dan keputusasaan, yang menakutkan kami
dan membuat kami gemetar ketakutan. Setan-setan dapat dibedakan dengan
kemiripan mereka yang menakutkan dan menjijikkan dengan binatang-binatang yang
menakutkan dan tidak dikenal, semua hitam dan transparan. Penglihatan ini
berakhir dalam sekejap. Bagaimana kami dapat bersyukur kepada Bunda Surgawi
yang baik, yang telah mempersiapkan kami dengan menjanjikan di dalam Penampakan
yang pertama, untuk membawa kami ke surga. Jika tidak, saya rasa kami akan sudah
mati ketakutan….”
Pesan
kedua:
“Kamu
telah melihat kemana jiwa-jiwa yang berdosa pergi. Untuk menyelamatkan mereka
Tuhan berkehendak untuk mengadakan di dunia devosi kepada Hatiku yang tidak
bernoda (Immaculate Heart). Jika apa yang aku katakan kepadamu dilakukan, banyak jiwa
akan diselamatkan dan akan ada damai. Perang [Perang Dunia I] akan berakhir,
tetapi kalau orang-orang tidak berhenti menentang Allah, sebuah perang yang
lebih parah akan pecah pada saat pontifikat Paus Pius XI. Ketika kamu melihat
malam yang diterangi oleh sebuah terang yang tak dikenal, ketahuilah bahwa ini
adalah tanda yang besar yang diberikan kepadamu dari Tuhan bahwa Ia akan
menghukum dunia karena kejahatannya, dengan cara perang, kelaparan,
penganiayaan terhadap Gereja dan terhadap Bapa Suci. Untuk menghindari ini,
saya datang untuk memohon konsekrasi Rusia kepada hatiku yang tidak bernoda,
dan Komuni untuk silih dosa pada setiap Sabtu pertama. Jika permohonanku
dipenuhi, Rusia akan bertobat dan akan ada damai, jika tidak, ia akan
menyebarkan kesesatannya kepada seluruh dunia, menyebabkan perang dan
penganiayaan terhadap Gereja. Orang-orang baik akan dibunuh; dan Bapa Suci akan
mengalami penderitaan berat, bangsa- bangsa akan dilenyapkan. Pada akhirnya
Hatiku yang tak bernoda akan menang. Bapa Suci akan meng-kosekrasikan Rusia
kepadaku dan Rusia akan bertobat, dan sebuah periode damai akan diberikan
kepada dunia.”
Pesan
ketiga:
Saya
[Sr. Lucia] menulis dalam ketaatan kepada Engkau, Tuhanku, yang memerintahkan
kepadaku melalui Uskup Leiria dan melalui Bunda-Mu yang tersuci dan Bundaku.
Setelah
dua bagian yang telah kujelaskan, di sebelah kiri Bunda Maria dan sedikit ke
atas, kami melihat seorang Malaikat dengan sebuah pedang yang berapi di tangan
kirinya, mengkilat, mengeluarkan lidah-lidah api yang terlihat seperti
seolah-olah akan menyalakan dunia dengan api, tetapi lidah-lidah api itu mati
bersentuhan dengan kemuliaan yang Bunda Maria pancarkan kepadanya [malaikat
itu], dari tangan kanannya. Menunjuk ke bumi dengan tangan kanannya, Malaikat
itu berteriak dengan suara keras: ‘Bertobatlah, bertobatlah, bertobatlah!” Dan
kami melihat di dalam sebuah terang yang besar yang adalah Tuhan: ‘sesuatu yang
mirip dengan bagaimana orang orang muncul di cermin ketika mereka melewatinya’,
seorang Uskup berpakaian putih ‘kami mempunyai kesan bahwa itu adalah Bapa
suci’. Uskup-uskup yang lain, para imam, kaum religius laki-laki dan perempuan
menanjak sebuah gunung yang terjal, pada puncaknya terdapat sebuah Salib yang
besar dari batang pohon yang secara kasar ditebang seperti dari pohon perop ..;
sebelum sampai ke sana Bapa suci melewati sebuah kota yang besar yang
separuhnya hancur dan separuhnya gemetar, dengan langkah terhenti, terpukul
dengan kesakitan dan penderitaan, ia berdoa bagi para jiwa dan jenazah yang
ditemuinya di jalan; setelah sampai di puncak bukit, dengan berlutut pada kaki
Salib yang besar, ia dibunuh oleh sebuah kelompok parjurit yang menghujaninya
dengan peluru- peluru dan panah terarah kepadanya, dan dengan cara yang sama di
sana satu persatu wafatlah para Uskup, imam dan kaum religius laki-laki dan
perempuan dan bermacam orang awam dari berbagai tingkatan dan posisi. Di bawah kedua
lengan Salib, terdapat dua Malaikat, masing-masing dengan wadah kristal di
tangannya, yang dipakai untuk mengumpulkan darah para martir dan dengan itu
memerciki para jiwa yang sedang mengambil jalan menuju Allah.”
www.katolisitas.org
www.katolisitas.org
No comments:
Post a Comment