Selama berabad-abad, rakyat Cina telah mengalami berbagai penderitaan
dan kerusuhan politik. Berjuta-juta orang menjadi korban peperangan dan
kelaparan. Para misionaris membawa iman Kristen ke Cina, tetapi hanya
mendapat kesuksesan yang terbatas, kecuali jika kemuliaan Santa Perawan
Maria Bunda Allah juga ditinggikan. Umumnya rakyat Cina tidak dapat
mengerti mengapa Kanak-kanak Yesus bisa dimuliakan sebagai Tuhan,
kecuali bunda-Nya juga turut dianggap suci. Oleh karena itu devosi
kepada Bunda Maria tumbuh subur di tempat-tempat pemukiman yang
berjauhan dimana iman Kristen mulai tumbuh berakar di Cina. Kebanyakan
orang di Cina apapun kepercayaannya, pernah mendengar tentang Santa
Perawan Maria.
Oleh karena kepercayaan Kong Hu Cu
(Confusianisme) dan penghormatan yang besar kepada para leluhur yang
merupakan ciri khas kebudayaan rakyat Cina, sudah logis kalau Bunda Suci
dari Yesus Kristus Juru Selamat dunia turut pula menjadi obyek kasih
dan devosi di Cina. Maka demikianlah adanya.
Para romo-romo
Vinsensian telah mendirikan suatu misi di Dong Lu, wilayah termiskin di
dekat Peiping. Tempat ini dikenal sebagai tempat para pengemis. Pada
tahun 1900, selama pemberontakan Boxer yang brutal, 10.000 gerombolan
pasukan menyerang pedesaan Dong Lu. Warga Kristen yang berjumlah 700
orang sama sekali bukan tandingan dan tidak ada harapan untuk selamat
menghadapi pasukan yang bersenjata tersebut. Mereka berkumpul bersama
dan berdoa dengan sepenuh hati.
Sekonyong-konyong, para anggota
gerombolan pengganas tersebut mulai melontarkan senjata-senjata mereka
ke angkasa sembari meneriakan kata-kata makian dan kemarahan. Tiba-tiba
saja, seluruh pasukan yang berjumlah sekitar 10.000 orang tersebut
berbalik arah dan melarikan diri dari wilayah perkampungan secepat kilat
seperti layaknya orang yang terancam bahaya maut. Menurut cerita, warga
kampung menyaksikan seorang wanita yang sangat cantik yang dikelilingi
oleh cahaya mistis muncul di atas langit. Senjata para pengganas tidak
mampu melukai dirinya, kecantikannya, maupun pancaran kedamaiannya.
Tiba-tiba, seorang satria berkuda muncul di horizon dengan kuasa yang
menggentarkan hati para pengganas. Figur berkuda yang perkasa tersebut
juga diselubungi oleh cahaya yang berkilau gemilang, begitu cemerlang
sehingga 10.000 anggota pasukan pengganas serta merta melarikan diri
ketakutan dan tidak kembali lagi. Warga setempat tidak ragu-ragu
mengatakan bahwa Santa Perawan Maria yang Puteranya adalah Allah sejati,
telah datang untuk melindungi mereka. Panglimanya yang terpercaya,
Santo Mikael Malaikat Agung, telah membuat musur kocar-kacir ketakutan.
Sebuah
gereja dibangun di atas tempat tersebut dan sebuah lukisan Bunda Maria,
yang berpakaian seperti layaknya seorang kaisarina, ibusuri, dengan
Kanak-kanak Yesus di dekat kakinya, ditaruh di atas altar. Gambaran ini
telah menjadi tradisi Cina tentang realitas dan kehadiran Santa Perawan
Maria dan Puteranya yang Ilahi, Yesus Kristus. Meskipun gereja
tersebut dihancurkan pada tahun 1951, lukisan itu tetap ada. Mungkin
kelak akan datang suatu hari dimana lukisan itu akan ditaruh di dalam
stasi ziarah yang menyambut kedatangan orang-orang dari seluruh penjuru
dunia yang ingin menghormati berkat hidup kekeluargaan di dalam Allah.
Pada
tanggal 2 Juni 1995 di awal musim panas, halaman depan koran The
Washington Post menuliskan suatu sajian artikel tentang dua penampakan
Bunda Maria yang muncul di situs peziarahan Dong Lu di hadapan sekitar
10.000 orang pada akhir bulan Mei 1995. Beribu-ribu umat Katolik telah
berkumpul di Dong Lu untuk merayakan Misa Kudus yang dihadiri oleh para
imam dan uskup dari Gereja Katolik bawah-tanah. Pada dua peristiwa yang
terpisah, khalayak ramai tersebut menatap matahari secara langsung di
tengah siang hari yang terik untuk melihat Santa Perawan Maria.
"Khalayak ramai tersebut bertepuk tangan gemuruh pada suatu ketika,"
demikian laporan surat kabar.
10.000 orang yang melihat
penampakan Maria tersebut sebetulnya melanggar perintah pemerintah
Komunis dengan berkumpul di tempat umum dan merayakan Misa yang dianggap
ilegal di tempat ziarah. Mereka menyanyikan lagu-lagu Gregorian yang
mengumandang ke penjuru sawah-sawah di sekitarnya. Asap dedupaan
membumbung tinggi. Wajah orang-orang cerah dan memancarkan kasih dan
terimakasih sewaktu mereka mendaraskan doa Rosario. Penampakan Bunda
Maria dianggap sebagai tanda dari kehadiran Allah yang terus-menerus
dalam urusan-urusan umat manusia.
Santa Perawan Maria telah di
lihat di berbagai tempat di Cina. Orang-orang di pedusunan terpencil
yang sama sekali tidak mengenal dia sebagai Bunda Yesus Kristus,
mengenalinya sebagai Perawan Bunda Allah. Mereka melaporkan Kanak-kanak
Puteranya sebagai inkarnasi Allah dalam rupa manusia. Orang-orang dari
segala latar belakang kepercayaan, bahkan yang tidak memiliki
kepercayaan sekalipun, melihat mukjijat matahari seperti peristiwa
penampakan Fatima, manik-manik Rosario yang berubah menjadi keemasan,
dan orang-orang sakit yang disembuhkan, demikian makin banyak doa-doa
dipanjatkan, dan kelompok-kelompok doa bertemu dan kehadiran Misa Kudus
yang meningkat. Ziarah-ziarah besarpun diadakan, tidak hanya di Dong Lu,
tetapi juga di sisi bukit di luar kota Shanghai.
Ada lebih
banyak umat Kristen di Cina sekarang daripada ketika kaum komunis
mengambil alih kekuasaan di tahun 1949, dengan garis politik menindas
iman Kristen. Menurut perkiraan ada antara enam sampai dua belas juta
umat Katolik di Cina yang setia kepada Roma. Menurut beberapa publikasi
diperkirakan sepertiga dari uskup-uskup yang ditunjuk oleh pemerintah
dalam Gereja Patriotik Cina secara rahasia setia kepada Roma. Negosiasi
masih terus berlangsung antara Vatikan dan pemerintah Cina. Jumlah total
umat Kristen di Cina tidak diketahui tepatnya.
Suatu grup
ziarah membawa patung Santa Maria dari Fatima ke Peking di bulan Oktober
1994. Diantara ratusan peziarah adalah Gianna Talone Sullivan dan
suaminya, Dr. Michael Sullivan, dari Emmitsburg, Maryland. Gianna adalah
visionari penampakan Maria di Scotsdale, Arizona dan Emmitsburg,
Maryland. Gianna melaporkan bahwa Santa Perawan Maria menampakan diri
kepadanya di Gereja Maria Yang Tak Bernoda, yang merupakan tempat
kedudukan resmi Uskup dari Gereja Katolik Patriotik Cina yang
berasosiasi dengan Asosiasi Patriotik Cina.
Giannan Sullivan
mengatakan bahwa Bunda Maria tampil berpakaian jubah warna putih dan
memakai kerudung tembus pandang berwarna putih. Dia berdiri diatas
gumpalan awan dan diselubungi oleh cahaya keunguan yang begitu kemilau
sehingga Gianna nyaris tidak dapat melihatnya. Dia berkata: "Penampakan
pertama terjadi pada tanggal 28 Oktober 1994 jam 2 siang. Bunda Allah
juga menampakan diri kepada saya pada hari berikutnya di gereja yang
sama. Dua penampakan ini adalah suatu fondasi yang menandai awal suatu
era yang baru Gereja Yesus Kristus di Cina." Demikian Gianna berkata
tentang penampakan yang dialaminya.
"Bunda Maria tampak berbeda
seperti yang biasa saya lihat sebelum-sebelumnya. Figurnya serupa, akan
tetapi dia dikelilingi oleh begitu banyak cahaya yang keungu-unguan. Dan
juga para malaikat! Ada ratusan malaikat yang mengelilinginya! Ada
ratusan wajah-wajah malaikat kecil yang manis! Merekapun juga
memancarkan cahaya keunguan. Para malaikat itu seolah-olah menyelubungi
Bunda Maria! Tetapi kedua tangan Bunda Maria, cahaya dari kedua
tangannya begitu gemilang! Dia mengenakan mahkota emas. Saya menerima
pesan ini dari Bunda Maria di Gereja Maria Yang Tak Bernoda di Peking:"
"Aku
adalah Bunda Segala Rahmat. Aku adalah Bunda Segala Sukacita. Aku
adalah Bunda Segala Bangsa. Hatiku Yang Tak Bernoda akan berkuasa,
tetapi tidak seperti yang engkau pikirkan. Maksud kedatanganku ke sini
adalah untuk mempersatukan gereja-gereja."
"Allah bersukacita atas kehadiranku disini. Ada banyak orang di Cina yang begitu dekat dengan Hatiku Yang Tak Bernoda. Mereka memiliki kasih yang besar kepada Allah. Mereka tidak terlupakan. Mereka juga adalah anak-anakku."
"Aku
sangat menginginkan persatuan diantara gereja-gereja di Cina sekarang.
Bekerjalah tanpa lelah bagi kemuliaan Allah! Semoga damai Yesus memenuhi
hatimu dan pikiranmu dan jiwamu untuk selama-lamanya."
Sinar-sinar
yang berpendar-pendar dari kedua tangan Bunda Maria begitu berkilau
sehingga bahkan sinar matahari tampak suram bila dibandingkan dengannya.
Ratusan malaikat yang mengelilinginya dipenuhi dengan kuasa dan kasih.
Kehadiran mereka bersama-sama dengan Bunda Allah di Gereja Yang
Dikandung Tanpa Noda di Peking adalah suatu tanda besar memerintahnya
damai dan sukacita dan kasih. Sekarang inilah panggilannya. Kekuasaan
Allah sudah dekat.
Pesan itu menjadi lebih jelas. Maria adalah
Bunda Allah dan Bunda segenap umat-Nya. Bunda dari Yesus Kristus
menampakan dirinya di seluruh penjuru dunia untuk mempersatukan banyak
orang dan seluruh bangsa-bangsa. Sama seperti kepala suku Indian di
Venezuela yang melontarkan tombaknya ke penampakan Bunda Maria atas
dirinya berabad-abad lalu, dan gerilyawan ateis di Bosnia yang menembaki
penampakan Bunda Maria, tidak ada manusia manapun yang bisa mencegah
rencana Allah.
Bunda Yesus Kristus muncul sekarang di segala
penjuru dunia melalui rahmat khusus dari Allah. Dia dikirim kepada
generasi ini dengan hati keibuannya yang murni penuh kasih dan
pengertian untuk mengangkat kembali anak-anak Allah kepada siapa
Puteranya wafat.
Santa Maria Bunda Allah doakanlah kami.....
Artikel yang menarik, semoga kapan2 bisa kesana.....
ReplyDeleteSaya mengutip buku Lourdes karangan Emile Zola :"Gaung suara yang tak henti-henti mengulangi refrain 'Ave, Ave, Ave Maria’ itu menembus kulit seseorang sungguh-sungguh. Saya merasa seperti seluruh tubuh saya pada akhirnya ikut menyanyikannya.”
Saya mencoba menulis blog tentang Lourdes, semoga anda suka : http://stenote-berkata.blogspot.com/2020/02/wawancara-dengan-emile.html
Terima kasih artikel nya luar biasa menambah pemahaman saya tentang Bunda yang Terberkati.
ReplyDelete