LANCIANO, sekitar tahun
700 M
Lanciano adalah sebuah kota kecil di
pesisir Laut Adriatic di Italia. Lanciano berarti “tombak”. Menurut tradisi,
Santo Longinus, prajurit yang menikamkan tombaknya ke lambung Yesus hingga
mengalir Darah dan Air (Yoh 19:34), berasal dari Lanciano. Longinus bertobat
setelah peristiwa penyaliban dan di kemudian hari wafat sebagai martir demi
imannya.
Pada masa terjadinya mukjizat Ekaristi
ini, suatu bidaah (ajaran sesat) menyebar dalam Gereja menentang ajaran tentang
Kehadiran Nyata Yesus Kristus dalam Ekaristi. Dalam hati seorang imam timbul
keragu-raguan dan keragu-raguannya itu semakin lama semakin kuat. Suatu pagi,
saat Konsekrasi dalam perayaan Misa, tubuhnya gemetar dan berguncang hebat. Di
hadapan umat, ia menunjukkan apa yang telah terjadi.
Hosti telah berubah menjadi Daging dan
anggur menjadi Darah!
Mukjizat ini terjadi hampir 1300 tahun
yang silam dan berlangsung hingga kini. Sekitar tahun 1970-an dilakukan
penelitian dan hasilnya membuktikan bahwa daging tersebut adalah jaringan
jantung manusia dan darahnya adalah darah manusia, keduanya memiliki golongan
darah AB. Darah memiliki karakteristik darah hidup dan tidak diketemukan adanya
bahan pengawet atau sejenisnya, baik dalam daging maupun dalam darah. Kami
merenungkan mukjizat Lanciano dengan Kitab Suci:
Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan
minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan
daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan
membangkitkan dia pada akhir zaman.” (Yoh 6:53-54)
TRANI, tahun 1000
Pasa masa terjadinya Mukjizat Ekaristi
ini, adalah seorang wanita Yahudi yang amat benci pada Gereja Katolik. Gereja
St. Anna, dulunya adalah sebuah sinagoga, tetapi kini telah menjadi Gereja
Katolik di mana orang-orang Yahudi yang telah bertobat bersembah bakti kepada
Tuhan. Hari Kamis Putih, yaitu malam ditetapkannya Sakramen Ekaristi, adalah
malam terjadinya mukjizat.
Wanita Yahudi berhasil membujuk seorang
wanita Katolik yang murtad untuk membawakan baginya sekeping Hosti yang telah
dikonsekrasikan. Setelah menerima Komuni Kudus, wanita itu tidak menyantap
Hosti, melainkan membawanya kepada si wanita Yahudi guna mendapatkan imbalan
sejumlah uang. Si wanita Yahudi kemudian pergi ke tungku dapur dan menjerangkan
periuk yang telah diisinya dengan minyak. Ketika minyak dalam periuk mendidih,
ia melemparkan Hosti Kudus ke dalamnya. Wanita itu sangat terkejut ketika Hosti
berubah menjadi daging dan mulai mengeluarkan banjir darah.
Wanita Yahudi itu amat ketakutan
sementara darah terus membanjir hingga meluber ke luar periuk. Para tetangga
berdatangan untuk melihat mengapa ia berteriak-teriak, maka ia menceritakan
kepada mereka apa yang telah terjadi. Beberapa wanita bergegas melaporkannya
kepada imam yang segera datang dan melihat darah yang membanjir. Imam mengambil
daging dari periuk dan membawanya ke Katedral Trani. Sebuah monstran perak
berhias indah dirancang khusus bagi Kristus. Di tengah monstran ditempatkan dua
bagian kecil dari Hosti yang tergoreng. Warna sebagian besar Hosti adalah
coklat tua dan Hosti yang tercelup darah itu tidak mengalami kerusakan. Hosti
disimpan dengan hormat serta dapat dilihat di katedral.
Selama berabad-abad dilakukan
penyelidikan serta analisa terhadap Mukjizat Ekaristi ini. Pada tahun 1384,
Paus Urbanus VI mengunjungi Trani dan menyatakan bahwa Hosti secara ajaib tidak
mengalami kerusakan. Suatu pengakuan mengagumkan atas Kehadiran Nyata Yesus
dalam Ekaristi.
sumber : “Miracles of the
Eucharist” ; The Eucharistic Apostles of The Divine
Mercy; www.thedivinemercy.org
No comments:
Post a Comment