Kisah-kisah
singkat tentang mukjizat Ekaristi berikut ini disampaikan untuk meneguhkan iman
kita akan Kehadiran Nyata Yesus Kristus dalam Sakramen Mahakudus. Namun
demikian, bagi mereka yang tidak percaya, tidak akan ada penjelasan yang dapat
meyakinkan mereka. Sebaliknya, bagi mereka yang percaya, tidak akan ada
penjelasan yang diperlukan lagi.
SANTAREM, tahun 1247
Seorang wanita yang suaminya tidak setia,
meminta nasehat dari seorang wanita tenung. Wanita sihir itu berjanji akan
mengubah perilaku suaminya jika si wanita membawakan baginya sekeping Hosti
yang telah dikonsekrasikan. Ia juga menasehati si wanita untuk berpura-pura
sakit agar dapat menerima Komuni Kudus dalam minggu itu dan segera memberikan
Hosti kepadanya. Si wanita tahu bahwa hal itu dosa. Ia pergi menerima Komuni,
tetapi tidak menyantap Tubuh Kristus. Ia meninggalkan Misa dan dalam perjalanan
menuju tempat wanita tenung, Hosti mulai mengeluarkan darah. Beberapa orang
yang melihat kejadian tersebut menyangka bahwa ia mengalami pendarahan. Rasa
takut menguasai dirinya dan ia pulang ke rumah, menempatkan Hosti dalam sebuah
peti, membungkusnya dengan saputangan, lalu menutupinya dengan linen yang
bersih.
Tengah malam, ia dan suaminya terbangun
oleh suatu sinar cemerlang yang berasal dari peti, yang menjadikan ruangan
mereka terang-benderang. Para malaikat telah membuka peti dan membebaskan
Tuhan. Wanita itu menceritakan kepada suaminya apa yang telah terjadi dan bahwa
dalam peti terdapat sekeping Hosti yang telah dikonsekrasikan. Berdua mereka
melewatkan sepanjang malam dengan berlutut dalam sembah sujud. Seorang imam dipanggil.
Imam membawa Hosti Kudus kembali ke gereja dan menyegelnya dalam sebuah segel
lilin.
Sembilan belas tahun kemudian, seorang
imam membuka tabernakel dan memperhatikan bahwa segel telah terbuka sementara
Hosti tersimpan dalam sebuah piksis kristal. Mukjizat ini, 750 tahun kemudian,
yaitu pada tahun 1997, diperingati dengan berbagai perayaan meriah di Santarem.
Kita mungkin bertanya mengapa Tuhan
mengadakan mukizat-mukjizat ini bagi kita. Mungkin untuk menyatakan betapa Ia
sungguh hadir dalam Ekaristi dan betapa Ia sungguh mengasihi kita. Ia
menghendaki agar kita semua, termasuk juga domba-domba yang hilang, bergabung
kembali dalam kawanan. Ia mengasihi kita, bagaimana pun berdosanya kita. Ia
adalah Allah Kasih dan Belas Kasihan. Dan Ia menghendaki agar kita membagikan
Kasih dan Belas Kasihan itu kepada sesama.
ORVIETO dan BOLSENA, tahun 1263
Mukjizat ini terjadi pada masa suatu
ajaran sesat yang disebut Berengarianisme merajalela di Eropa. Bidaah ini
menyangkal Kehadiran Nyata Kristus dalam Ekaristi. Pada tahun 1263, seorang
imam bernama Petrus dari Prague sedang dalam perjalanan ziarah ke Roma untuk
berdoa di makam pelindungnya, St Petrus, sebab ia menghadapi masalah yang amat
serius. Ia merasakan kebimbangan yang besar mengenai Kehadiran Nyata Yesus
dalam Ekaristi Kudus. Ia berdoa agar santo pelindungnya memohonkan rahmat
baginya guna menyelamatkan imannya yang goyah. Dalam perjalanan, ia singgah
untuk bermalam di suatu kota kecil bernama Bolsena, sekitar 70 mil sebelah
utara Roma.
Keesokan harinya, Pastor Petrus merayakan
Misa Kudus di Gereja St Kristina. Sementara ia mengucapkan kata-kata
konsekrasi, “Inilah TubuhKu,” roti di tangannya berubah rupa menjadi Daging dan
mulai mencucurkan darah dengan derasnya. Darah jatuh menetes ke korporal.
Pastor Petrus amat terperanjat; ia tidak tahu apa yang harus diperbuatnya.
Maka, ia membungkus Hosti Kudus dalam Korporal lalu pergi meninggalkan altar.
Sementara ia berjalan pergi, tetesan-tetesan Darah jatuh ke atas lantai pualam
di altar.
Paus Urbanus IV sedang berada di kota
Orvieto, yang tak jauh dari sana. Pastor Petrus segera menemui paus guna
menceritakan apa yang telah terjadi. Paus segera mengutus seorang uskup ke
Gereja St Kristina guna menyelidiki peristiwa tersebut dan mengambil Korporal.
Segera
sesudah paus menerima Korporal dari Uskup, ia pergi ke balkon Istana Kepausan
dan dengan hormat mempertontonkan mukjizat Korporal kepada orang banyak. Bapa
Suci menyatakan bahwa mukjizat Ekaristi telah terjadi guna mengusir bidaah
Berengarianisme. Pada saat yang sama, seorang pengikut St. Yuliana dari Liege menghubungi
Paus untuk sekali lagi memohon demi ditetapkannya Hari Raya Corpus Christi.
Setahun kemudian, pada tahun 1264, Paus Urbanus IV memaklumkan Hari Raya agung
ini kepada seluruh Gereja. (Mukjizat Korporal disimpan hingga kini di Katedral
Orvieto. Lantai pualam bernoda Darah disimpan di Gereja St Kristina di
Bolsena).
sumber
: “Miracles of the Eucharist” ; The Eucharistic Apostles of The Divine
Mercy; www.thedivinemercy.org
No comments:
Post a Comment